Mengelola Kompetensi Personal
A. KOMPETENSI PERSONAL
1.
Pengertian Kompetensi
Seiring
dengan persaingan bisnis yang semakin tajam dan perubahan lingkungan yang
sangat drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, maka setiap organisasi
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya sehingga
dapat memberikan output yang terbaik bagi organisasi/perusahaan. Dengan kata
lain, organisasi tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, tetapi
juga berorientasi pada nilai. Dalam hal ini kompetensi berarti memiliki
kemampuan secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik dan
menghasilkan hasil akhir berdasarkan pada mutu dan standar yang telah
ditetapkan.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesiapengertian kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan, sedangkan berdasarkan surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002,
kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian,
kompetensi berkaitan dengan karakteristik yang mendasari kemampuan seseorang
dalan berkerja.
Dalam
rumusan yang lain kompetensi merujuk pada keahlian atau pengetahuan sehingga
dapat meningkatkan kinerja yang unggul. Kompetensi terbentuk melalui
individu/organisasi, keterampilan dan kemampuan serta menyediakan kerangka
kerja untuk membedakan antara kinerja yang rendah dengan kinerja yang luar
biasa. Kompetensi dapat diterapkan pada organisasi, individu, tim dan pekerjaan
serta tingkat fungsional. Kompetensi merupakan kunci untuk efektivitas dalam
pekerjaan.
2.
Jenis Kompetensi
Jenis
kompetensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini.
a.
Core
Competencies/Kompetensi Utama
Kompetensi utama adalah sebuah
kompetensi yang didefinisikan sebagai kemampuan internal yang sangat penting
bagi keberhasilan bisnis. Kompetensi ini adalah kompetensi yang diharapkan
dimiliki semua individu dalam organisasi. Kompetensi ini mendefinisikan tentang
nilai-nilai organisasi yang paling dipahami oleh kebanyakan orang. Tujuan dari
kompetensi utama bagi individu adalah agar ia bisa bekerja dalam beragam posisi
di dalam organisasi.
b. Threshold Competencies
Threshold
Competencies adalah karakteristik setiap pemegang pekerjaan sehingga
bisa melakukan pekerjaan secara efektif, tetapi tidak dapat digunakan untuk
membedakan seorang yang berkinerja tinggi, rata-rata dan atau rendah. Misalnya,
penjual yang baik harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang produk yang
mereka jual, tetapi pengetahuan ini tidak selalu cukup untuk memastikan
performa penjualan mereka.
c. Differentiating Competencies
Differentiating
Competencies adalah karakteristik yang membedakan individu
berkinerja superior dengan yang rata-rata. Diffrentiating
Competencies tidak ditemukan dalam individu yang berkinerja rata-rata.
Misalnya individu yang bekerja di bidang desain memiliki differentiating competencies dalam mendesain yang membuatnya lebih
unggul dari orang lain.
3.
Manfaat Kompetensi
Mengapa
harus ada kompetensi? Kompetensi harus ada karena beberapa alasan sebagai
berikut.
- Kompetensi merupkan cara terbaik untuk memahami kinerja dengan cara mengamati apa yang sebenarnya orang lakukan untuk berhasil daripada mengandalkan asumsi-asumsi yang tidak jelas.
- Cara terbaik untuk mengukur dan memprediksi kinera adalah dengan menilai apakah individu memiliki kompetensi yang diharapkan.
- Kompetensi dapat dipelajari dan dikembangkan.
- Kompetensi dapat dilihat dan diakses.
Manfaat kompetensi juga dapat dilihat dari beberapa
sisi berikut.
a. Karyawan
Manfaat kompetensi dilihat dari sisi
karyawan adalah sebagai berikut.
1)
Adanya kesempatan bagi karyawan
untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan berdasarkan standar yang ada.
2)
Kompetensi yang ada sekarang dan
manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan
pertumbuhan.
3)
Meningkatnya keterampilan dan
marketability sebagai karyawan.
4)
Kejelasan relevansi pembelajaran
sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi
yang diakui dan potensi pengembangan karier.
5)
Pilihan perubahan karier yang lebih
jelas, untuk berubah pada jabatan baru, seseorang dapat membandingkan
kompetensi mereka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan untuk jabatan
baru.
6)
Penempatan sasaran sebagai sarana
pengembangan karier.
7)
Penilaian kinerja yang lebih
obyektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan
jelas.
b. Organisasi/Perusahaan
Dengan adanya kompetensi,
organisasi/perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikikut.
1)
Meningkatkan efektifitas rekrutmen
dengan cara menyesuaikan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang
memiliki pencarian kerja.
2)
Pendidikan dan pelatihan dapat
difokuskan pada kompetensi yang diinginkan perusahaan/organisasi.
3)
Penilaian terhadap hasil pendidikan
dan pelatihan akan lebih handal dan konsisten.
4)
Pengambil keputusan dalam organisasi
akan lebih percaya diri karena karyawan telah memiliki keterampilan yang akan
diperolah dari pendidikan dan pelatihan.
5)
Mempermudah terjadinya perubahan
melalui identifikasi kompetensi yang diperlukan untuk mengelola perubahan.
Dalam lingkup yang lebih luas,
kompetensi memiliki manfaat sebagai berikut.
a. Industri
1)
Indentifikasi dan penyesuaian yang
lebih baik atas keterampilan yang dibutuhkan untuk industri.
2)
Akses yang lebih besar terhadap
pendidikan dan pelatihan sektor publik yang relevan dengan industri.
3)
Mendorong pengembangan keterampilan
yang luas dan relevan di masa depan.
4)
Pelatihan industri melalui
sertifikasi pencapaian kompetensi individu.
5)
Ditetapkannya dasar pemahaman yang
umum dan jelas atas hasil pendidikan dan percaya diri yang lebih besar karena
kebutuhan industri telah terpenuhi sebagai hasil penilaian berbasis standar.
b. Ekonomi Daerah dan Nasional
Ekonomi nasional dan daerah
memperoleh manfaat sebagai berikut.
·
Meningkatkan bentuk keterampilan
untuk bersaing di pasar domestik dan internasional.
·
Mendorong investasi internasional
baru pada industri dimana angkatan kerja terampil sangat diperlukan.
·
Lebih efisien dari segi biaya karena
dengan pekerja yang memiliki kompetensi efisiensi perekonomian dapat
diwujudkan.
B. CARA
MENGELOLA KOMPETENSI PERSONAL
Kompetensi
personal adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk berkinerja. Kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Efektif tidaknya suatu hasil kerja sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.
Mengelola
kompetensi personal berarti kepandaian seseorang untuk mengelola kemampuan dan
kecakapan yang dimilikinya dengan prestasi kerja serta sikap yang baik sehingga dapat
memuaskan pemberi kerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Mengelola kompetensi
personal dapat dilakukan dengan cara menjaga kepribadian dan presentasi diri,
menambah kemampuan dengan pelatihan/pendidikan serta pengembangan karir.
1.
Menjaga kepribadian
a. Menjaga Kepribadian yang Baik
Dalam
kehidupan sehari-hari, sering didengar kata kepribadian. Secara umum, kepribadian
adalah kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial
tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun
perbuatan. Menurut departemen kesahatan, kepribadian adalah semua corak
perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan
untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik dari
luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan
fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat
dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar
serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan
mantap kepribadiannya.
Kepribadian
adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan
dengan diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari
bentukan-bentukan yang pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak
lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari
hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.
Menjaga
kepribadian yang baik diantaranya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
·
Mengendalikan diri
·
Bersikap mawas diri atau introspeksi
diri
·
Jujur dalam sikap dan perbuatan
b. Faktor-faktor yang membentuk
kepribadian
Kepribadian
seseorang dibentuk oleh beberapa faktor berikut ini.
1)
Faktor Biologis
Faktor biologis berperan penting
dalam membentuk otot, rangka, tinggi atau pendeknya seseorang, anggota tubuh
dan fungsinya, warna kulit, kemampuan nalar dan kecerdasan serta kemampuan
berpikir dan menganalisis.
2)
Faktor Kultural dan Peradaban
Faktor kebudayaan dan peradaban
menyangkut kumpulan nilai-nilai, konsep-konsep, pengetahuan dan kebiasaan
manusia dalam hidup bermasyarakat yang bisa memengaruhi kepribadian seseorang.
3)
Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah indikator yang
mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan
latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan
tertentu. Pemahaman akan kepribadian seseorang juga dapat dilihat dari
pendidikan.
4)
Faktor Keluarga
Faktor keluarga merupakan hal
terpenting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena dari keluargalah awal
seseorang belajar melakukan interaksi dengan orang lain, belajar mengenal
etika, budaya, norma-norma, dan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat.
5)
Faktor Sosial dan Lingkungan
Status sosial seseorang dan
lingkungan pergaulannya, seperti keluarga, sekolah, tempat tinggal, budaya,
adat istiadat, juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
orang tersebut.
c. Tipe-tipe Kepribadian
Kepribadian
memiliki beberapa tipe sebagai berikut:
1)
Kepribadian Ekstrovert
Kepribadian Ekstrovert adalah kepribadian yang bersifat terbuka, berorientasi
ke dunia luar sehingga sifatnya ramah, senang bergaul, dan mudah menyesuaikan
diri. Di lingkungan pekerjaan individu berkepribadian ini lebih suka bekerja
dengan banyak orang, suka berterus terang, suka berterus terang, aktif mengeluarkan
ide-ide dan pandai mengajak orang lain mengikuti ide dan keinginannya.
2)
Kepribadian Introvert
Kepribadian introvert adalah kepribadian yang bersifat tertutup dan
berorientasi kepada diri sendiri sehingga sifatnya pendiam, jarang bergaul,
suka menyendiri, dan sukar menyesuaikan diri. Walaupun dia bekerja sangat
individualis, namun orang yang introvert biasanya dapat bekerja dengan baik dan
tidak mengecawakan serta dapat diandalkan.
3)
Kepribadian Ambivert
Kepribadian ambivert adalah kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan
ke dalam kedua tipe tersebut di atas oleh karena sifatnya bervariasi.
Di dalam
dunia kerja, terdapat beberpa kepribadian seperti berikut ini:
1)
Tipe Realistik
Orang berkepribadian realistik
adalah orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap
tidak begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus
bekerja dalam tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka
bergosip dan hanya berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah
melimpahkan pekerjaannyabpada orang lain.
2)
Tipe Investigatif
Orang selalu tertarik pada gagasan
dan ide-ide. Ia merasa membuang waktu dengan masalah yang melibatkan emosi.
Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.
3)
Tipe Wiraswasta
Orang yang lebih berorientasi pada
orang lain daripada gagasan. Ia mendominasi orang lain untuk mencapai
tujuannya. Ia pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan
bernegosiasi.
4)
Tipe Sosial
Orang yang berorientasi untuk dan
dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi untuk menolong,
memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena kepekaan dan kepeduliannya,
orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi
dengan kematangan, ini mudah tergelincir untuk menjadi penyebar gosip.
5)
Tipe Artistik
Orang yang senang dengan ide-ide dan
materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini sangat menghargai
kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan gosip karena caranya yang
unik dan sering menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.
6)
Tipe Konvensional
Orang ini biasanya berfungsi paling
baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik serta
memerlukan ketelitian. Ia biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide dan orang
lain.
2.
Presentasi Diri
Presentasi
diri adalah penampilan seseorang secara keseluruhan. Penampilan diri, sering
juga dikenal dengan istilah grooming.
Grooming adalah penampilan diri seseorang yang selalu terjaga dan selalu
rapi. Penampilan diri harus serasi dan menarik agar disukai oleh orang lain.
Penampilan menarik mencerminkan kepribadian orangnya. Orang yang berpenampilan
menarik akan dinilai sebagai orang yang berkepribadian baik. Sebaliknya, orang
yang kurang memperhatikan penampilannya dinilai sebagai orang yang
berkepribadian kurang baik meskipun hal ini tidak berlaku mutlak.
Penampilan
diri yang serasi dan menarik, sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,
terutama orang yang banyak berhubungan dengan orang lain sehingga dapat memberi
respon yang positif. Untuk mencapai penampilan diri yang menarik seseorang
harus mampu menganalisis dirinya sendiri dan memakai pakaian yang tepat pada
waktu yang tepat pula. Selain itu, perlu pula diperhatikan warna dan corak
busana, dandanan, raut wajah, gaya berjalan, cara makan dan minum yang
merupakan unsur penting dalam penampilan yang serasi dan menarik. Penampilan
diri yang serasi dan menarik, tidak hanya dilihat dari penampilan luar saja,
tetapi juga harus didukung dan timbul dari dalam diri.
a. Tata cara berbusana yang baik
Busana kerja harus mampu mencerminkan
kepribadian dan profesi. Untuk perusahaan-perusahaan tertentu sudah disediakan
seragam kerja, tetapi jika tidak ada, maka, pakailah busana kerja yang sifatnya
basic dengan warna putih, hitam atau coklat. Boleh juga memakai warna cerah dan
bahan bercorak kecil. Biasanya wanita memakai blus lengan panjang atau pendek,
rok pendek sebatas lutut atau rok panjang dibawah betis, serta bisa juga celana
panjang. Bagi pria bila harus memakia dasi, pakailah dasi dengan corak dan
warna lembut serta serasi dengan kemeja dan celan panjang. Berbusana serasi dan
menarik harus pula meliputi pilihan yang tepat dan sesuai dengan kepribadian
dan pembawaan.
Dari cara berbusana, seseorang dapat
dinilai kepribadiannya, tingkat kependidikannya, dan lingkungan pergaulannya.
Untuk dapat berbusana dengan baik, perlu juga diketahui jenis pakaian resmi
menurut tata cara berbusana internasional, yaitu sebagai berikut.
1)
Pakaian lengkap
Pakaian lengkap terdiri atas
pentalon, jas, dasi. Pada pagi hari sebaiknya tidak memakai warna hitam, tetapi
warna terang (light colour). Pada
waktu upacara kenegaraan sebaiknya berpakaian jas resmi dan lengkap, kecuali
jika ada kartu undangan tertulus dress
code nya.
2)
Pakaian resmi (black tie)
Pakaian resmi (black tie) terdiri dari celana hitam, kemeja putih, dasi kupu-kupu
hitam, kaos kaki hitam dan sepatu hitam. Di Indonesia, masalah pakaian resmi
sangat fleksibel, sehingga tidak harus jas resmi.
3)
Dark suit
Pakaian dark suit dianggap pakaian resmi untuk budaya berbusana bangsa
Indonesia. Pakaian jenis ini dapat dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, pada
acara resmi kenegaraan di Indonesia banyak para pejabat kita yang memakai
kemeja batik, yang penting sopan dan menarik.
b. Tata cara bersolek dan berhias
proporsional
Pada umumnya, kebersihan dan kerapian
disukai oleh semua orang. Penampilan dengan pakaian yang tidak rapi atau bau
badan akan sangat mengganggu lawan bicara. Untuk itu perlu kiranya diketahui
tata cara berhias yang menciptakan penampilan menarik dan disukai banyak orang.
Cara bersolek dan menggunakan
perhiasan perlu sekali diperhatikan agar penampilan menarik dan tidak terkesan
norak atau seronok. Perlu dihindari penggunaan kosmetik secara berlebihan.
Penampilan juga adalah bentuk pernyataan diri, seseorang tidak perlu cantik,
tetapi harus tahu bagaimana cera membawa diri, dengan memperhatikan rambut,
kulit dan make up sehingga timbul
rasa percaya diri.
Beberapa
hal yang selalu harus diperhatikan dalam bersolek adalah sebagai berikut.
1)
Perawatan rambut
Rambut harus selalu dalam keadaan
bersih dan tertata rapi dengan model yang sederhana. Rambut yang panjang memang
membutuhkan perawatan ekstra, tetapi jangan sampai rambut yang panjang
mengganggu keleluasaan gerak dalam
bekerja. Model rambut hendaknya cocok dengan raut muka.
2)
Make Up
Penggunaan bahann make up sangat penting untuk
mempercantik wajah. Merias wajah harus dilakukan sewajarnya, sesuai dengan
kondisi dan ciri diri. Jangan memakai make up secara berlebihan. Kulit juga
harus diberi pelembab agar terawat
dengan baik.
3)
Perhiasan dan parfum
Pakailah perhiasan dan aksesoris
tidak berlebihan serta disesuaikan dengan busana yang
diopakai. Demikian juga dalam
memilih parfum, pilihlah parfum yang aromanya tidak terlalu menyengat. Dalam
kehidupan di kantor, parfum memegang peranan yang lebih dominan dari pada
perhiasan/aksesoris.
4)
Sepatu
Perencanaan pemakaian sepatu juga
perlu dilakukan. Apakah sepatu yang dipakai masih dalam keadaan baik, sol, atau
kulitnya apakah telah disemir dan telah sesuai warnanya dengan pakaian. Sepatu
meskipun sepele tetapi bisa mengurangi nilai penampilan anda. Bagi kaum wanita
memakai sepatu yang bertumit tinggi lebih sedap dipandang dan membuat tubuh
Anda tegap sewaktu berjalan.
3. Pelatihan
a. Pengertian pelatihan
Secara umum pelatihan merupakan
bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan
organisasi. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia. Berikut ini pendapat para
ahli tentang pengertian pelatihan.
1)
Moekijat menyatakan bahwa pelatihan
adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh
dan meningkatkan keterampilan, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.
2)
Sudirman menjelaskan bahwa pelatihan
adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan pembelajaran guna terciptanya
perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan peningkatan tujuan perusahaan atau
organisasi.
3)
Michael j. Jacius mengemukakan
istilah pelatihan menunjukkan suatu proses peningkatan tujuan perusahaan atau
organisasi.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan merupakan proses
membantu individu untuk memperoleh efisiensi dalam melakukan pekerjaan, baik
pada saat sekarang maupun masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan
pikiran dan tindakan-tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap-sikap.
Kegiatan pelatihan juga dilakukan dalam upaya memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari dan
mengantisipasi kemungkinan permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang.
b. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Tujuan
pelatihan adalah sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap,
tingkah laku dan pengetahuan. Dengan demikian pelatihan dimaksudkan dalam
pengertian yang lebih luas dan tidak hanya untuk mengembangkan keterampilan dan
bimbingan. Pelatihan diberikan dengan harapan individu yang menjalaninya dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan baik setelah mengikut pelatihan tersebut.
Selain tujuan sebagaimana dikemukakan di atas, pelatihan juga memiliki sejumlah
manfaat, yaitu sebagai berikut:
1)
Pelatihan
sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok
dengan harapan memperbaiki kinerja organisasi. Perbaikan-perbaikan itu dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan
pengetahuan dalam pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan
organisasi, tugas masing-masing karyawan dan sasaranya dan Iain-Iain.
2)
Pelatihan
tertentu diadakan agar karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
standar yang diinginkan.
3)
Pelatihan
juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau
karyawan, dan menghilangkan sikap-sikap yang tidak produktif yang timbul dari
salah pengertian atau informasi yang membingungkan.
4)
Pelatihan
dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.
5)
Membantu
karyawan membuat keputusan yang lebih baik.
6)
Meningkatkan kemampuan
pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya.
7)
Timbulnya
dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
8)
Peningkatan
kemampuan karyawan untuk mengatasi strees, frustrasi, dan konflik yang pada
gilirannya memperbesar rasa percaya diri.
9)
Tersedianya
informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para karyawan dalam rangka
pertumbuhan secara teknikal dan intelektual.
10)
Makin
besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.
11)
Mengurangi
ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
12)
Memperbaiki
sikap-sikap agar mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat
membuat keputusan dengan baik dan benar.
13)
Meningkatkan
motivasi untuk belajar dan selalu bersedia untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuannya.
14)
Menumbuhkan
rasa percaya diri dan solidaritas yang tinggi di antara sesama karyawan
khususnya dan masyarakat umumnya.
Dapat
disimpulkan dengan adanya pelatihan akan mampu mengurangi dampak negatif yang
disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman
yang terbatas dari individu sehingga bisa bekerja lebih giat, baik pada masa
sekarang maupun masa depan.
c. Jenis
Pelatihan
Beberapa jenis pelatihan yang sering
digunakan adalah sebagai berikut.
1)
Magang/Apprenticeship Training
Magang adalah suatu pembekalan terhadap
karyawan dengan cara belajar dan praktik secara langsung di suatu posisi
pekerjaan. Magang banyak sekali digunakan untuk melihat potensi individu dalam
satu jenis pekerjaan tertentu sehingga bila telah selesa magang, bisanya
individu tersebut akan ditawari bekerja pada posisi tersebut.
2)
On the Job Training
Metode on the job training adalah
pelatihan yang menggunakan situasi dalam pekerjaan. Di sini karyawan diberi
pelatihan tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang
berpengalaman (biasanya karyawan lain). On the jot training, dibagi
dalam beberapa metode, antara lain:
Ø
Coaching
Coaching adalah
suatu cara pelaksanaan pelatiha ndimana atasan mengajarkan keahlian dan
keterampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode in pengawas diperlukan
sebagai pemberi petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas
atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
Ø
Apprenticeships
Apprenticeships merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa
orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan
keahlian perorangan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek dari
pekerjaannya.
Ø
Job
Rotation (Rotasi Jabatan)
Dalam rotasi jabatan karyawan diberikan
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang
berbeda dan juga praktik berbagai macam keterampilan dengan cara berpindah dari
satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.
3) Off
The Job Training
Metode
off the job adalah pelatihan
yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Metode ini digunakan apabila banyak
pekerja yang harus dilatih dengan cepat atau pelatihan dalam pekerjaan tidak
dapat dlakukan karena sangat mahal. Off
the job training, dibagi dalam beberapa metode, antara lain:
Ø
Vestibule
Training
Vestibule training merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan
khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis peralatan
yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.
Ø
Role
Playing
Role playing merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh
peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk
menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah
sikap peserta, seperti menjadi lebih toleran terhadap perbedaan individual dan
juga dapat mengembangkan keterampilan-ketrampilan antarpribadi.
Ø
Simulation
Simulasi merupakan suatu situasi atau
kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya,
tetapi hanya merupakan tiruan dan anggota pelatihan harus memberikan respon
seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik
untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang
akan dijumpai.
Ø
Case
Study
Case study merupakan metode pelatihan di mana para peserta
pelatihan dihadapkan pada beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan
masalah-masalah tersebut.
Ø
Laboratory
Training
Teknik ini merupakan suatu bentuk
latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan antarpribadi. Latihan ini bersifat sensitivitas, di
mana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan
lingkungan. Laboratory training ini berguna untuk mengembangkan berbagai
perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang,
4. Pengembangan Karir
Karir
adalah perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Karir dapat juga
diartikan sebagai semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang
selama kehidupan kerja seseorang. Dengan demikian karir menunjukkan perkembangan
karyawan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat
dicapai selama masa kerja dalam sutau organisasi. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa karir merupakan rangkaian
atau urutan posisi pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama kehidupan kerja
seseorang.
Dalam menjalani suatu karir tertentu, bisa saja individu
mengalami kejenuhan karena ia terlalu lama berada pada posisi yang sama. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan adanya suatu pengembangan karir. Pengembangan
karir sangat diharapkan oleh setiap karyawan, karena dengan pengembangan ini
individu akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik daripada apa yang diperoleh
sebelumnya, baik material maupun nonmaterial seperti status sosial, perasaan
bangga dan sebagainya.
Pengembangan karir mengandung tiga unsur
pokok, yaitu sebagai berikut.
a.
Membantu karyawan dalam menilai kebutuhan karirnya
sendiri.
b.
Mengembangkan kesempatan-kesempatan karir yang ada
dalam organisasi.
c.
Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan karyawan
dengan kesempatan- kesempatan karir.
Sesuai dengan
tiga unsur di atas diharapkan karir karyawan merupakan suatu unsur yang sangat
penting dan sifatnya pribadi. Oleh karena itu, organisasi harus memberi
kebebasan kepada karyawan untuk mengambil keputusan sendiri mengenai tujuan
serta kesempatan menjalani karirnya.
Pengembangan
karir dapat dilakukan melalui mutasi, promosi, dan demosi.
1) Mutasi
Mutasi adalah
satu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan dalam suatu
organisasi pada tingkat jabatan yang sama. Prinsip mutasi adalah memindahkan
karyawan kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai agar semangat dan
produktivitas kerjanya meningkat. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja karyawan. Mutasi merupakan salah satu tindak
lanjut yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi kenja. Dengan adanya mutasi
diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan, sifat pekerjaan lingkungan
pekerjaan, atau alat-alat kerja yang lebih cocok bagi seorang karyawan.
2)
Promosi
Promosi adalah perpindahan
karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi perusahaan
sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar. Promosi
memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu
dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai
kemampuan serta kecakapan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3)
Demosi
Demosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang
lebih rendah dalam satu organisasi/perusahaan. Dengan demikian wewenang,
tanggung jawab, pendapatan serta statusnya semakin rendah. Dengan kata lain
demosi adalah penurunan pangkat/jabatan seseorang dalam suatu organisasi.
Demosi biasanya dilakukan untuk memberikan pelajaran atau bentuk suatu hukuman
bagi seorang karyawan. Biasanya karyawan yang tidak mampu melaksanakan
tugas-tugasnya pada jabatannya akan mengalami demosi ke jabatan yang lebih
rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar